Perbedaan pokok antara musik klasik dan musik hiburan adalah unsur beat (hentakan) yang secara nyata ditampilkan melalui petikan gitar bass dan hentakan drum. Akibat dari munculnya pola ritmik dalam musik hiburan, jenis musik ini pada umumnya memiliki tempo yang merata sepanjang lagu dan jarang sekali berubah. Bangsa kulit hitam Amerika Serikat dahulu merupakan kaum budak yang tertindas. Mereka dipekerjakan pada perkebunan-perkebunan dan daerah pertanian lainnya tanpa upah dan kerap menerima siksaan. Penderitaan sebagai budak dan kerinduan akan kampung halaman di Afrika telah membangkitkan rasa musikalnya yang dalam sehingga melahirkan musik khas yang sesungguhnya berakar dari tradisi masyarakat kulit hitam Afrika. Musik tersebut kemudian dikenal dengan spiritual blues. Alat-alat musik yang digunakan pada saat itu sangat sederhana, yaitu peralatan makan, seperti cangkir, sendok, dan sejumlah alat buatan mereka sendiri yang dipadukan sedemikian rupa.
Setelah masa perbudakan berakhir, mereka akhirnya mendapatkan perlakuan yang sama dan ungkapan musikal tersebut kemudian dibuat dalam penyajian musik formal. Mereka mulai menggunakan peralatan musik yang sebenarnya, seperti gitar, saksofon, trombon, bas, serta beberapa alat ritmik dan menanamkan jenis musiknya dengan spiritual jazz
Masyarakat pemusik kulit putih yang ingin mencari bentuk baru dan ingin terlepas dari ikatan-ikatan tradisi musik klasik ahirnya mencoba meniru dan memainkan jenis spiritual jazz ini dengan cara mereka sendiri. Hasilnya adalah jenis musik swing yang berkembang dan populer pada era 1930-an. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara musik spiritual jazz yang dibawakan oleh pemusik kulit hitam dengan musik swing yang dibawakan oleh pemusik kulit putih, yaitu terletak pada unsur emosi yang mewarnai karya musik mereka. Akibatnya, jenis musik baru tersebut diejek sebagai musik dixieland yang kemudian dikenal dengan dixieland jazz. Kelahiran aliran swing pada dekade 1930-an membawa perubahan penting dalam acara orang memandang musik jazz, yang akhirnya berpengaruh pada pengkategorian posisi jazz di antara musik lainnya. Era swing ditandai dengan munculnya jazz band dengan jumlah pemain yang besar (big band), yang dapat dilihat sebagai sebuah bentuk orkestrasi ala Eropa yang diaplikasikan dalam jazz, walaupun tetap mempertahankan ciri-ciri pokonya, seperti improvisasi, sinkopasi, dan blue note (nada yang merendah pada not ketiga dan ketujuh merupakan ciri khas musik blues dan jazz). Dengan perkembangan tersebut, maka jazz tidak lagi dianggap musik "barbar" karena identik dengan orang kulit hitam. Pada masa itu, jazz menjadi musik populer, dengan irama swing-nya cocok untuk untuk berdansa dan mulai menyebar ke belahan dunia lain, seperti Eropa atau Asia. Tidak sedikit komposisi-komposisi jazz dari para musisi handal diangkat menjadi soundtrack film dan komposisi-komposisi tersebut sebenarnya merupakan lagu pop pada zamannya.
Pada akhir abad ke-19, muncul alat perekam suara. Hal tersebut menyebabkan kapitalisme industri musik menggeser musik-musik lama yang menunjukkan identitas budaya masing-masing bangsa di dunia dan menjadi jenis musik baru yang mengatasi dan meluruhkan perbedaan-perbedaan kultural yang ada, jenis musik tersebut kemudian disebut dengan "musik populer".
Sobat sudah membaca artikel PERIODE AWAL PERTUMBUHAN MUSIK HIBURAN dengan baik, terima kasih banyak sudah mengunjungi blog kami, nantikan artikel pelajaran selanjutnya.Jika sobat ingin request artikel pelajaran, silahkan hubungi kami dengan mengisi form yang ada di bagian bawah blog kami.Semoga hari sobat sangat menyenangkan ^_^
0 komentar:
Post a Comment