Zaman Barok dan Rakoko pada awalnya terdapat pada seni bangunan/arsitektur, namun kemudian hiasan-hiasan (ornamen) yang terdapat pada seni bangunan tersebut turut memengaruhi ciptaan-ciptaan musik. Ciri musik zaman Barok adalah banyak menggunakan hiasan musik (ornamentik) yang muncul bersamaan dengan pemain musiknya. Sedangkan, ciri musik zaman Rokoko adalah hiasan musiknya ditulis sesuai kemauan komponisnya. Fungsi musik zaman Barok dan Rokoko adalah sebagai musik hiburan yang semakin berkembang.
Aliran Barok dan Rokoko mempunyai sifat yang hampir sama, yaitu adanya pemakaian ornamentik (hiasan musik). Perbedaannya adalah bahwa musik Barok memakai ornamentik yang diserahkan pada improvisasi spontanoleh pemain, sedangkan pada musik Rokoko semua hiasan ornamentik dicatat. Komponis-komponis yang terkenal pada zaman Barok dan Rokoko, sebagai berikut.
1) Johan Sebastian Bach
Pada akhir hidupnya, Sebastian Bach menjadi buta dan meninggal pada tanggal 28 Juli 1750 di Leipzig, Jerman. Hasil karyanya yang sangat indah dan terkenal, antara lain :
a) St. Mathew Passion,
b) Misa dalam b minor,
c) 13 buah konser piano dengan orkes,
d) 6 buah Konserto Brandenburg.
Gubahan-gubahannya mendasari musik modern. Sebastian Bach menciptakan musik Koral (musik untuk khotbah gereja) dan menciptakan lagu-lagu instrumenal.
2) George Fredrick Haendel
Semasa kecilnya, dia sudah memperlihatkan bakat keahlian dalam bermain musik. Pada tahun 1703, dia pindah ke Hamburg untuk menjadi anggota orkes opera. Tahun 1712, dia kembali mengunjungi Inggris. Hasil ciptaannya yang terkenal, antara lain :
a) Messiah merupakan Oratorio (nama sejenis musik) yang terkenal,
b) Water Music (Musik Air),
c) Fire Work Music (Musik Petasan).
Water Music dan Fire Work Music merupakan orkestranya yang paling terkenal.
Karya musik pada periode Barok ini telah benar-benar menjadi karya seni yang bernilai. Periode ini menggambarkan suatu karya seni yang rumit, penuh detail, dan merupakan ekspresi berbagai emosi, seperti kemarahan, gairah cinta, ketakutan, kekecewaan, dan kebahagiaan. Sayangnya kreativitas para komponisnya, seperti Claudio Monteverdi, Bach, dan Haendel, dibelenggu oleh aturan gereja yang ketat.
Pada periode ini dikenal sistem patronisasi dimana kekuasaan tertinggi terletak di tangan gereja. Setiap komponis besar pada saat itu memiliki tugas untuk menciptakan karya-karya musik liturgi sekaligus pemain organ di gereja dan aturan ini tidak boleh dilanggar.
Periode akhir dari zaman Barok dikenal dengan periode Rokoko. Pada periode ini musik menjadi komoditas yang dimanfaatkan untuk menaikkan gengsi kaum bangsawan. Musik tidak lagi menjadi kebanggaan komponis, tetapi menjadi barang pesanan kaum bangsawan dalam upaya peningkatan martabat keluarga. Maka, tidak jarang keluarga-keluarga bangsawan mengundang komponis dan kelompok musiknya untuk memainkan karya-karya yang mereka pesan pada acara-acara tertentu. Kesuburan penciptaan musik memang meningkat. Akan tetapi, terjadi penurunan kualitas penciptaan akibat pesanan-pesanan yang berlangsung.
Sobat sudah membaca artikel MUSIK ZAMAN BAROK DAN ROKOKO (1600-1750) dengan baik, terima kasih banyak sudah mengunjungi blog kami, nantikan artikel pelajaran selanjutnya.Jika sobat ingin request artikel pelajaran, silahkan hubungi kami dengan mengisi form yang ada di bagian bawah blog kami.Semoga hari sobat sangat menyenangkan ^_^
0 komentar:
Post a Comment