Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat pada suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan oleh panjang gelombang dari cahaya tersebut. Misal, warna biru mempunyai panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap oleh mata manusia adalah antara 380-780 nanometer.
Menurut Teori Warna Goethe (Jerman), warna dibagi menjadi tiga jenis, yaitu warna primer, warna sekunder dan warna tersier.
Teori warna Goethe |
Teori Brewster tentang warna, pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi empat kelompok warna sebagai berikut.
1. Warna primer
Merupakan warna dasar yang bukan hasil pencampuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning.
2. Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
3. Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga, warna hijau kekuningan merupakan pencampuran dari warna hijau dan kuning, warna biru kehijauan adalah hasil dari pencampuran warna hijau dan biru, warna merah jingga merupakan pencampuran dari warna merah dan jingga, sedangkan warna ungu kemerahan menjadi hasil pencampuran dari warna ungu dan merah.
4. Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya, hasil campuran warna yang tepat akan menuju ke warna hitam.
Berdasarkan paduan warna (colour scheme), maka warna dapat dibagi menjadi tiga tipe sebagai berikut.
1. Warna monokromatik
Warna yang berdekatan disebut juga dengan warna monokromatik, yaitu tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan satu warna atau kombinasi dengan satu corak warna, tetapi dengan value dan intensitas yang berbeda. Misalnya, urutan dari biru tua sampai ke biru yang paling muda.
Urutan warna biru tua sampai biru paling muda |
2. Warna komplementer
Merupakan dua warna yang berlawanan dalam kedudukan berhadap-hadapan, memiliki kekuatan berimbang, misalnya kuning kontras ungu, biru kontras jingga, dan merah kontras hijau.
Kelompok warna tersebut sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.
Hubungan-hubungan antarwarna tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Kontras komplementer
Kontras komplementer merupakan dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180 derajat) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya, jingga dengan biru.
b. Kontras split komplementer
Kontras split komplemen adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut mendekati 180 derajat). Misalnya, jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan.
c. Kontras triad komplementer
Kontras triad komplementer adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60 derajat.
d. Kontras tetrad komplementer
Kontras tetrad komplementer disebut juga dengan double complementer, yaitu empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90 derajat).
3. Warna analogus
Merupakan tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa warna atau kombinasi yang terdapat dari dua sampai tiga corak warna yang berdekatan. Misalnya urutan dari biru, biru kehijauan, hijau, hijau kekuningan, dan kuning.
Skema warna analogus |
Sobat sudah membaca artikel KOMPOSISI WARNA dengan baik, terima kasih banyak sudah mengunjungi blog kami, nantikan artikel pelajaran selanjutnya.Jika sobat ingin request artikel pelajaran, silahkan hubungi kami dengan mengisi form yang ada di bagian bawah blog kami.Semoga hari sobat sangat menyenangkan ^_^
0 komentar:
Post a Comment