1. Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia dikodratkan sebagai makhluk yang monodualis, yang artinya di samping sebagai makhluk individu (pribadi) sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu artinya bahwa manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang terdiri atas jiwa dan raga serta dilengkapi dengan potensi dan kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) yang berbeda antar manusia atau dengan yang lain. Status manusia sebagai makhluk individu akan lebih tampak jelas kalau diperhatikan kondisi manusia baik secara fisik atau dari sisi kejiwaan. Secara fisik manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa memiliki ciri khas yang berbeda-beda, misalnya warna kulit, bentuk wajah, tinggi badan dan lain sebagainya. Secara kejiwaan manusia memiliki karakter sifat kepribadian yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, juga cara cara yang ditempuh untuk melaksanakan aktivitas kesehariannya.
Pengingkaran diri dari kodrat manusia sebagai makhluk individu dapat menimbulkan persoalan yang sangat membahayakan dalam kehidupan baik dalam keluarga, masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Misalnya pelaksanaan demokrasi yang terhambat serta kurang dihargainya harkat dan martabat sebagai manusia.
2. Arti Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia pada dasarnya makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sehingga manusia memerlukan masyarakat untuk bersosialisasi.
Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon yang artinya makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. Jadi apabila seseorang hidup menyendiri di luar masyarakat tidak dapat disebut manusia, melainkan hewan atau dewa. Juga pandangan Ibnu Khaldun (1332-1406) dikatakan bahwa hidup bermasyarakat merupakan keharusan bagi jenis manusia. Sebagai manusia hanya dapat hidup sebaik-baiknya dan hanya mempunyai arti, apabila hidup bersama-sama dengan manusia lainnya di dalam masyarakat dan tidak dapat dibayangkan alasannya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dengan sesama manusia lainnya. Apabila manusia terpaksa harus hidup sendiri, maka sifat kemandiriannya tidaklah mutlak dan langgeng, melainkan bersifat relatif sementara. Secara kodrati manusia dapat hidup berkelompok karena didorong oleh kebutuhan biologis.
Menurut Ellwood bahwa kebutuhan biologis yang perlu pemuasaan adalah sebagai berikut :
a. Dorongan untuk makan
Untuk mengetahui kebutuhan tersebut dalam kehidupan nyata di masyarakat lebih mudah dilakukan dangan cara kerja sama dengan orang lain daripada dikerjakan sendiri.
b. Dorongan untuk mempertahakan diri
Untuk mempertahankan diri, orang lebih memilih melaksanakan kerja sama.
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis atau keturunan
Dorongan ini adalah untuk memelihara dan memertahankan keturunan, yaitu harus membentuk kelompok yang besar.
Manusia tidak diciptakan dengan susunan tubuh yang dapat melakukan fungsinya untuk menyesuaikan diri secara langsung dan sempurna dengan lingkungan alamnya, sehingga manusia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Manusia sering juga disebut sebagai homo homini socius, yang berarti bahwa manusia yang satu merupakan kawan manusia yang lainnya. Homo homini lupus, yang berarti bahwa manusia yang satu adalah pemangsa manusia yang lainnya. Dengan kata lain bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial karena sifatnya yang suka bergaul satu dengan yang lain atau makhluk yang suka bermasyarakat.
Menurut Ghozali bahwa manusia itu sendiri makhluk sosial disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.
a. Kebutuhan akan keturunan demi kelangsungan hidup umat manusia, hal ini hanya mungkin melalui pergaulan laki-laki dan perempuan serta keluarga.
b. Saling membutuhkan dalam penyediaan bahan makanan, pakaian, dan pendidikan anak.
Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Farabbi atau Ibnu Robi bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai kecenderungan alami untuk bermasyarakat karena tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan manusia lain.
Dalam berhubungan sebagai makhluk sosial diharapkan dapat menciptakan kehidupan yang rukun, damai serta hidup bersama dengan baik dan serasi. Kehidupan semacam ini akan dapat terwujud jika ada sikap saling menerima, saling menghormati, saling menghargai di antara anggota masyarakat. Pengingkaran terhadapat kodrat manusia sebagai makhluk sosial dapat melemahkan jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial, kekeluargaan, kasih sayang dan kecenderungan individualisme, serta terancamnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Sobat sudah membaca artikel MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL dengan baik, terima kasih banyak sudah mengunjungi blog kami, nantikan artikel pelajaran selanjutnya.Jika sobat ingin request artikel pelajaran, silahkan hubungi kami dengan mengisi form yang ada di bagian bawah blog kami.Semoga hari sobat sangat menyenangkan ^_^
0 komentar:
Post a Comment